Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok Hamas telah menerima proposal gencatan senjata dengan Israel yang diajukan oleh Amerika Serikat (AS). Proposal tersebut termasuk pembebasan sandera.
Menurut Sumber Reuters yang dikutip Minggu (7/7/2024), kelompok militan Islam ini setuju membatalkan tuntutan bahwa Israel terlebih dahulu harus berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian.
Kelompok ini juga sepakat melakukan negosiasi terkait kelanjutan gencatan senjata yang dilakukan sepanjang enam pekan tahap pertama.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional mengatakan, proposal tersebut dapat mengarah pada perjanjian kerangka kerja jika diterima oleh Israel dan akan mengakhiri perang sembilan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.
Sementara itu, sumber dari tim negosiasi Israel, mengatakan bahwa terdapat peluang nyata untuk mencapai kesepakatan. Hal ini sangat kontras dengan kejadian-kejadian sebelumnya, ketika Israel mengatakan bahwa syarat-syarat yang dilampirkan oleh Hamas tidak dapat diterima.
Sebagaimana diketahui, konflik ini telah merenggut nyawa lebih dari 38.000 warga Palestina. Adapun, perang semakin panas ketika Hamas menyerang selatan Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Sumber Hamas mengatakan bahwa proposal baru memastikan para mediator akan menjamin gencatan senjata sementara, pengiriman bantuan, dan penarikan pasukan Israel selama pembicaraan tidak langsung berlanjut.
Upaya untuk mengamankan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza telah meningkat dengan diplomasi aktif antara Washington, Israel, dan Qatar, yang memimpin upaya mediasi dari Doha, tempat di mana pimpinan Hamas diasingkan.
Next Article
Israel Boikot Perundingan dengan Hamas di Mesir, Ini Alasannya
(luc/luc)